JAKARTA - Kebutuhan masyarakat terhadap produk yang higienis, aman, dan ramah lingkungan terus meningkat seiring berkembangnya kesadaran akan kesehatan serta tuntutan industri yang semakin kompleks.
Di tengah tantangan tersebut, riset dan inovasi menjadi fondasi penting agar Indonesia mampu menghasilkan teknologi yang tidak hanya relevan secara ilmiah, tetapi juga aplikatif bagi kehidupan sehari-hari dan sektor strategis nasional.
Peran lembaga riset negara pun menjadi semakin krusial dalam menjembatani ilmu pengetahuan dengan kebutuhan nyata di lapangan.
Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melalui Organisasi Riset Nanoteknologi dan Material (ORNM) terus memperkuat peran riset sebagai fondasi pengembangan teknologi nasional yang berdampak langsung bagi masyarakat dan sektor industri.
Melalui pendekatan riset yang dikembangkan BRIN, pengembangan teknologi difokuskan untuk meningkatnya kebutuhan akan produk higienis dan fungsional, serta tuntutan efisiensi dan keandalan industri nasional.
Dalam konteks tersebut, ORNM BRIN mengembangkan dua inovasi material strategis, yakni tekstil antibakteri berbasis mikrokapsul minyak atsiri jeruk nipis (Citrus Aurantifolia) serta teknologi pelapis komposit nikel kromium (NiCr) untuk meningkatkan ketahanan erosi komponen boiler pembangkit listrik.
Pengembangan kedua inovasi ini mencerminkan fokus BRIN dalam mengintegrasikan aspek kesehatan, efisiensi industri, dan keberlanjutan ke dalam satu kerangka pengembangan teknologi nasional.
Riset Tekstil Fungsional Berbasis Bahan Alami
Salah satu inovasi yang dikembangkan BRIN adalah tekstil antibakteri berbasis minyak atsiri jeruk nipis. Pengembangan ini memanfaatkan sifat alami jeruk nipis yang dikenal memiliki kemampuan menghambat pertumbuhan bakteri, sekaligus ramah lingkungan.
Pendekatan ini menjadi solusi alternatif terhadap penggunaan bahan kimia sintetis yang berpotensi menimbulkan dampak lingkungan dan kesehatan.
Teknologi mikrokapsul yang diterapkan memungkinkan senyawa aktif dari minyak atsiri jeruk nipis dilepaskan secara terkendali. Dengan mekanisme ini, kinerja antibakteri pada tekstil dapat bertahan lebih lama dan bekerja secara lebih efektif dibandingkan metode konvensional.
Inovasi tersebut menjadikan tekstil tidak hanya sebagai bahan sandang, tetapi juga sebagai produk fungsional dengan nilai tambah tinggi.
Tekstil antibakteri ini memiliki potensi pemanfaatan yang luas, mulai dari kebutuhan medis seperti pakaian rumah sakit, perban, dan alat kesehatan, hingga perlengkapan olahraga dan kebutuhan militer.
Selain itu, teknologi ini juga membuka peluang pengembangan beragam produk tekstil khusus yang mengutamakan aspek higienitas dan kenyamanan.
Pengembangan Tekstil Multifungsi
Selain memiliki sifat antibakteri, material tekstil berbasis jeruk nipis ini dapat dikombinasikan dengan lapisan hidrofobik sehingga bersifat kedap air.
Fungsi tambahan lainnya meliputi perlindungan terhadap sinar ultraviolet, ketahanan terhadap api, serta kemampuan pengaturan suhu. Kombinasi berbagai fungsi ini menjadikan tekstil hasil riset BRIN sebagai material multifungsi yang adaptif terhadap berbagai kebutuhan.
Peneliti Ahli Madya Pusat Riset Komposit dan Biomaterial BRIN, Tatang Wahyudi, menilai bahwa pengembangan tekstil antibakteri semakin mendapatkan perhatian seiring meningkatnya kesadaran publik terhadap pentingnya kesehatan. Ia juga menyoroti bahwa tren riset di bidang tekstil fungsional mengalami pertumbuhan yang signifikan secara global.
“Minyak atsiri jeruk nipis menjadi salah satu alternatif agen antibakteri yang efektif sekaligus berkelanjutan,” ujar Tatang, dikutip dari situs resmi BRIN.
Menurutnya, sejak pandemi Covid-19, publikasi riset di bidang tekstil antibakteri meningkat pesat, dengan pertumbuhan mencapai sekitar 26–27 persen per tahun.
Hal ini menunjukkan bahwa inovasi tekstil fungsional bukan hanya kebutuhan sesaat, melainkan bagian dari tren jangka panjang dalam industri global.
Teknologi Material untuk Ketahanan Industri Energi
Selain tekstil antibakteri, ORNM BRIN juga mengembangkan teknologi pelapis komposit nikel kromium (NiCr) menggunakan metode High Velocity Oxygen Fuel (HVOF).
Teknologi ini dirancang untuk meningkatkan ketahanan material komponen boiler pada pembangkit listrik tenaga uap (PLTU), khususnya terhadap erosi.
Pengembangan teknologi ini dinilai strategis mengingat proyeksi kebutuhan listrik nasional yang terus meningkat hingga 2050.
Di sisi lain, batu bara masih menjadi sumber energi beban dasar dalam sistem ketenagalistrikan Indonesia, sehingga keandalan pembangkit listrik menjadi faktor kunci dalam menjaga pasokan energi nasional.
Peneliti Ahli Madya Pusat Riset Komposit dan Biomaterial BRIN, Erie Martides, menyampaikan bahwa pelapis berbasis NiCr dengan metode HVOF mampu memperpanjang umur pakai komponen boiler sekaligus meningkatkan efisiensi pembangkit listrik.
Lapisan pelindung dengan ketahanan erosi tinggi ini diharapkan dapat mengurangi frekuensi perawatan dan menekan biaya operasional pembangkit.
Efisiensi dan Keandalan Sistem Pembangkit
Lapisan pelindung NiCr yang dikembangkan BRIN dirancang untuk bekerja pada kondisi ekstrem, seperti suhu dan tekanan tinggi yang umum ditemui pada sistem boiler pembangkit listrik.
Dengan meningkatnya ketahanan material, risiko kerusakan komponen dapat diminimalkan, sehingga keandalan sistem pembangkit tetap terjaga dalam jangka panjang.
Inovasi ini tidak hanya berdampak pada efisiensi teknis, tetapi juga memberikan kontribusi ekonomi melalui pengurangan biaya perawatan dan peningkatan umur operasional fasilitas pembangkit. Dalam konteks ketahanan energi nasional, teknologi ini menjadi salah satu solusi penting untuk menjaga stabilitas pasokan listrik.
ORNM sebagai Wadah Diseminasi dan Kolaborasi
Kepala ORNM BRIN, Prof. Ratno Nuryadi, mengapresiasi berbagai inovasi yang dihasilkan oleh para peneliti. Ia menekankan pentingnya ORNAMAT sebagai wadah diseminasi riset sekaligus ruang dialog ilmiah.
Melalui forum ini, berbagai gagasan dapat dipertemukan untuk memperkaya perspektif dan membuka peluang kolaborasi lintas disiplin serta lintas institusi.
Menurut Ratno, sinergi antara peneliti, industri, dan pemangku kepentingan lainnya menjadi kunci agar hasil riset tidak berhenti di laboratorium, tetapi dapat diimplementasikan secara luas.
Dengan demikian, inovasi yang dikembangkan BRIN diharapkan mampu memberikan manfaat nyata bagi masyarakat, industri, dan pembangunan nasional secara berkelanjutan.
Melalui pengembangan tekstil antibakteri berbahan jeruk nipis dan teknologi material industri berbasis NiCr, BRIN menegaskan perannya sebagai motor penggerak inovasi nasional.
Kedua riset ini menjadi contoh bagaimana ilmu pengetahuan dapat diterjemahkan menjadi solusi konkret yang menjawab tantangan kesehatan, efisiensi industri, dan daya saing bangsa.